Evolusi Jaringan Internet Paling Cepat Saat ini dengan Teknologi 5G

jaringan 5g


Masihkah ingat Anda dengan handphone yang memiliki ukuran sebesar batu bata dan cuman bisa lakukan panggilan suara? Sudah pernahkah terpikir oleh Anda waktu itu jika handphone akan berkembang jadi handphone yang kita pakai sekarang ini, sama ukuran kecil, monitor warna berkualitas high definition (HD), dan mempunyai beragam peranan dan service yang terpadu didalamnya? Sudah pernahkah terpikir juga oleh Anda jika handphone di masa datang akan berkembang seperti apakah?


Dari 1G ke 5G


Tiap angkatan standard komunikasi tanpa kabel (nirkabel)—disingkat "G" dari kata "Generation"—memperkenalkan perkembangan yang diraih dalam kenaikan kemampuan dan kecepatan. Jaringan mobile angkatan pertama, yaitu 1G, dikeluarkan oleh Nippon Telegraph and Telepon (NTT) di Tokyo, Jepang, pada 1979.


Jaringan 1G yang memakai teknologi analog mempunyai beberapa kekurangan, yaitu ukuran yang besar, lingkupnya terbatas, kualitas suaranya buruk, dan tidak cocok antarsistem dan operator. Mekanisme keamanan 1G juga jelek karena panggilan tidak dienkripsi.


Walau banyak memiliki kekurangan, jaringan 1G yang disebut pertama kali revolusi komunikasi nirkabel masih tetap memperoleh perhatian besar. Ini kelihatan dari jumlahnya konsumen setia jaringan itu yang tinggi.


Waktu itu, mempunyai handphone tanpa kabel yang bisa dibawa kemanapun jadi trend. Masalahnya piranti telekomunikasi yang dikenali saat itu ialah telephone rumah yang memakai kabel.


Sesudah 12 tahun berlalu, jaringan 2G dikeluarkan di Finlandia, persisnya pada 1991, dengan mengaplikasikan standard global sistem for mobile communication (GSM). Jaringan 2G mengaplikasikan teknologi digital yang memungkinkannya beberapa pesan, seperti pesan text atau short message servis (SMS), pesan gambar, dan, pesan multimedia atau multimedia messaging servis (MMS), bisa dikirimkan lewat handphone.


Disamping itu, angkatan ke-2 diikuti dengan kenaikan kemampuan dan kecepatan. Pada angkatan ini, panggilan dapat dienkripsi hingga tingkat keamanan bertambah.


Angkatan selanjutnya, yakni 3G, dikeluarkan oleh NTT DoCoMo pada 2001. Pada angkatan ini, prosedur jaringan yang dipakai oleh supplier distandardisasi hingga pemakai bisa terhubung data dari lokasi mana saja di dunia.


Kekuatan data transfer pada 3G alami peningkatan 4x bisa lebih cepat dari 2G. Zaman 3G diikuti dengan munculnya service baru, seperti pertemuan video, streaming video, dan voice over internet protocol (VoIP).


Seterusnya, jaringan 4G pertama kalinya dipakai di Stokholm, Swedia, dan Oslo, Norwegia, pada 2009 dengan mengaplikasikan standard long termin evolution (LTE). Jaringan ini sediakan kecepatan internet sampai 1 gigabita per detik hingga service games, video HD, dan pertemuan video high quality (HQ) bisa dijangkau.


Jaringan terbaru, yaitu 5G, pertama kalinya ditawari oleh Korea Selatan pada Sabtu (1/12/2018). Jaringan ini diprediksikan 10 kali bisa lebih cepat dari jaringan 4G. Hal itu terbentuk karena bandwidth yang semakin besar dan tingkat latency yang cukup rendah. Disamping itu, jaringan 5G tawarkan keamanan tingkat tinggi dan konsumsi daya rendah. Jaringan 5G diprediksikan bisa memberikan dukungan keperluan internet of things (IoT).


5G : zaman internet of things


IoT diartikan sebagai piranti yang sanggup mentransmisikan atau mengirim data lewat jaringan tanpa memakai kontribusi piranti computer dan manusia. IoT bisa menjadi revolusi digital yang besar dan sanggup menyambungkan miliaran piranti. Beberapa pemakai dari penjuru dunia bisa sama-sama share data.


Adapun jumlah piranti yang tersambung diprediksikan akan bertambah jadi 3,2 miliar pada 2023. Di depan, handphone tidak lagi sekedar handphone, tetapi akan beralih menjadi IoT yang berada di kantong Anda. Handphone bisa berbicara dengan beragam piranti yang ada, tidak lagi terbatas pada komunikasi antara handphone.


Kesuksesan IoT tergantung pada kecepatan jaringan internet. Jaringan 4G tidak bisa memberikan dukungan keperluan IoT karena latencynya terlampau tinggi agar bisa dipakai secara real-time. Atas dasar keperluan berikut, jaringan 5G diperkembangkan sepanjang tahun.


Jaringan 5G mempunyai kecepatan 10 kali lipat dari jaringan 4G. Kenaikan kecepatan memungkinkan piranti IoT untuk berbicara dan share data secara real-time. Selainnya kenaikan kecepatan, jaringan 5G akan bekerja lebih handal hingga bisa membuat jaringan yang lebih konstan.


Keadaan jaringan yang handal dan konstan penting untuk IoT. Intinya, untuk piranti sekuriti yang tersambung seperti kunci, kamera sekuriti, dan mekanisme pengawasan yang lain bekerja secara real-time.


5G : sambungan untuk metaverse


Metaverse sebuah ide baru di dunia digital yang menyatukan komponen teknologi realita, seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), extended reality, dan mixed reality (MR), secara real-time. Pemakai dari penjuru dunia bisa masuk dan sama-sama tersambung di metaverse cuman lewat handphone.


Dalam metaverse, tiap orang akan dicontohkan dengan avatar komplet dengan baju, warna rambut dan kulit, dan aksesories realitas. Avatar sebagai penampilan virtual dari pemakai.


Semua grafis itu diperlihatkan secara real-time berdasar data sensor yang lakukan pencitraan pada objek tiga dimensi di dunia riil lewat pergerakan dan audio. Sensor ini dipasang di sejumlah piranti, yaitu earphone VR dan sarung tangan haptik.


Secara simpel, metaverse bisa disebutkan sebagai tempat tatap muka virtual sama orang lain. Metaverse bisa menjadi fasilitas untuk bekerja, belajar, bermain, dan bergaul lewat virtual dan diprediksikan jadi trend global, terhitung di Indonesia.


Agar bisa mendatangkan pengalaman seperti dunia riil di metaverse, diperlukan support sambungan internet yang cepat, handal, dan aman. Jaringan 5G dengan feature kecepatan tinggi dan latency rendah bisa menjadi simpatisan jaringan untuk metaverse.


Kesimpulan Jaringan 5G


Dengan beragam keunggulan sama seperti yang telah diterangkan, jaringan 5G memang pantas dikatakan sebagai penyambung dunia. Jaringan nirkabel pasti akan semakin berkembang ke arah 6G, 7G, dan sebagainya.


Bahkan juga, semenjak 2019, China sudah mengawali riset untuk jaringan 6G. Lepas dari sekedar hanya angka, perubahan jaringan itu akan disertai dengan beragam kenaikan kekuatan yang bahkan bisa saja belum terpikirkan sekarang ini.


Sebagai negara besar yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alam, Indonesia sebaiknya tidak cuma jadi customer, tetapi perlu ikut ambil peranan dalam peningkatan teknologi jaringan. Dengan begitu, kita bisa melepas diri dari keterikatan pada produk di luar negeri.

Baca juga penjelasan teknologi 5g

Karena itu, waktunya beberapa angkatan penerus bangsa perlu selekasnya menyaksikan rintangan sekalian kesempatan besar ini. Cara awalannya ialah lewat kepenguasaan sektor pengetahuan Tehnik Elektro. Pasti, kita bisa menjadi tuan di negeri sendiri.



LihatTutupKomentar